Ketua JAM Sulut Hebat Liow Sebut Filosofi ODSK Jadi Dasar Bagi Pemilih Pemula Tentukan Sikap Politik

2170bbea-6432-442a-a09c-c81fff47714e.jpeg

Manado-Ketua Umum Jaringan Anak Milenial Sulawesi Utara (JAM Sulut) Hebat, Fabianus Josua Liow mengatakan bahwa

sikap politik setiap orang menjadi hak pribadi yang digunakan untuk menentukan pilihan saat pesta demokrasi.

“Hanya saja sikap politik bagi para pemilih pemula alangkah baiknya bersandar pada filosofi politik ODSK ‘Kepemimpinan adalah Teladan,” terang Ketua Josua Liow di Manado, Kamis (31/08/2023).

Menurut Ketum JAM Sulut Hebat, filosofi politik ODSK itu, paling ideal bagi kaum milenial menjelang pesta Demokrasi Tahun 2023-2024.

“Filosofi ini sangat mempengaruhi pemilih pemula dalam menentukan sikap politik,” kata Josua Liow.

Di sisi lain, tambah Josua Liow, berbagai partai politik perlu menerapkan filosofi Kepemimpinan adalah Teladan, termasuk lembaga-lembaga pendidikan tinggi, bahkan lembaga penyelenggara PEMILU, diantaranya Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai bahan mengedukasi para pemilih pemula.

“Bahkan hal yang paling penting, dimana sikap berpolitik bersih sehat dan santun dapat menjadi bagian dalam proses politik melalui pendidikan politik yang dimaksud dapat tercapai,” ujar Liow.

Ketum JAM Sulut Hebat, Josua Liow juga menyentil keberhasilan Presiden Joko Widodo yang harus diakui, dimana dia memenangi pertarungan politik dengan berpegang pada filosofi politik ‘Kepemimpinan adalah Teladan’.

Filosofi ini dinilai berhasil menjadi inspirasi rakyat dalam memilih pemimpin dan menjadi dominan serta menang secara ideal.

Mengapa? Karena mayoritas rakyat melihat lembaga politik terkecil harus beres dan benar serta harus jadi panutan dalam masyarakat.

“Ini yang sangat urgen karena pengalaman masa lalu dan realitas politik saat ini tidak bisa dibohongi dan itu mulai dari keluarga dalam lingkungan sosial budaya dan agama,” tandasnya.

Josua Liow juga menjelaskan, hal lain yang tidak kala penting adalah bagaimana pemimpin benar-benar menjadi pelayan masyarakat, bersikap aspiratif dalam mendengarkan tuntutan masyarakat dan memiliki kepedulian sosial yang tinggi.

Ia beralasan, bilamana pemimpin politik tidak demikian, maka pemimpin tersebut akan melahirkan kemiskinan bagi masyarakat dalam kepemimpinannya.

“Isu penanganan masalah pendidikan , kesehatan, kemiskinan ekstrim, pengangguran dan cipta kondisi masyarakat untuk rasa aman dan nyaman, harus menjadi fokus perhatian kita,” ungkap Josua Liow.

Fenomena saat ini ada saja, lanjut Liow, tokoh politik mulai memainkan politik tidak santun seperti mau menolong rakyat dengan melanggar aturan, memainkan peran yang tidak seharusnya, karena aji mumpung , manipulatif serta cenderung menghalalkan segala cara.

“Masyarakat seolah-olah mampu dibodohi dan didustai tanpa merasa bersalah, bahkan aparat seolah-olah mudah diatur dan kecenderungan fatal adalah memaksakan kehendak politik dengan melanggar etika politik dan etika hukum yang berlaku dalam masyarakat,” terangnya.

Hal-hal inilah, menurut Liow, yang perlu dicermati oleh lembaga penyelenggara PEMILU, agar para pemilih pemula tidak dipengaruhi budaya politik busuk.(*/SulutOnline )

Telah dibaca: 105

Sulut Online

Berita sejenis