
Manado – Sulutonline, 08 Desember 2025. Kantor Basarnas Manado memperkuat program pemberdayaan masyarakat sebagai langkah antisipasi meningkatnya potensi cuaca ekstrem di wilayah Sulawesi Utara. Fokus utama diarahkan pada pelatihan penyelamatan dasar bagi kelompok masyarakat yang berada di kawasan rawan, terutama destinasi wisata.
Kepala Kantor Basarnas Manado, George L.M.R, mengatakan peningkatan curah hujan, angin kencang, dan gelombang tinggi dalam beberapa pekan terakhir menjadi perhatian serius. Kondisi tersebut berdampak pada aktivitas nelayan dan sejumlah kapal penumpang yang terpaksa tidak beroperasi.
“Program kerja kami mengerucut pada pemberdayaan masyarakat secara teknis, bagaimana mereka dapat mempraktikkan upaya penyelamatan, baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat luas,” kata George. Pelatihan itu menyasar pengelola wisata pantai, perbukitan, dan sungai, agar mereka mampu memberikan pertolongan pertama dan menjadi perpanjangan tangan Basarnas ketika kejadian darurat terjadi.
Ia menekankan pentingnya kepatuhan masyarakat terhadap peringatan dini dari BMKG. Informasi cuaca, terutama terkait tinggi gelombang dan kecepatan angin, harus dijadikan acuan sebelum beraktivitas di laut. “Risikonya terlalu besar jika kita memaksakan diri. Sudah ada daerah terdampak bencana, dan ini menjadi pengingat bagi kita semua,” ujarnya.
Selain wilayah pesisir, George juga mengingatkan masyarakat di kawasan perbukitan dan bantaran sungai untuk lebih waspada terhadap potensi longsor dan pergeseran tanah saat hujan dengan intensitas tinggi. Ia meminta warga segera mengantisipasi jika menemukan tanda-tanda keretakan tanah atau pergerakan material.
Menghadapi periode Natal dan Tahun Baru (Nataru), Basarnas Manado menyiagakan personel di sejumlah titik, antara lain Manado, Bitung, Likupang, Tahuna, dan Kotamobagu. Unit siaga juga ditempatkan di bandara dan pelabuhan sebagai bentuk dukungan pengamanan arus mudik.
George menyebut langkah tersebut merupakan bagian dari sinergi dengan instansi terkait untuk memastikan kelancaran dan keselamatan transportasi udara maupun laut. “Penerbangan dan pelayaran hanya dapat dilakukan jika ada rekomendasi yang sesuai dengan kondisi cuaca. Semua mengacu pada data BMKG,” katanya.
Menurut George, penguatan personel dan pemantauan terpadu ini dilakukan semata-mata untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat, sekaligus memastikan kesiapsiagaan apabila terjadi keadaan darurat maupun bencana hidrometeorologi.(pr)
