Kami melakukan renegosiasi dan kuantifikasi perjanjiannya seperti apa lalu kita rembukan. Dan kita berhasil mengurangi Take or Pay (TOP) Rp 47,05 triliun,” kata Darmawan.

PLN juga melakukan tranformasi pada sisi layanan pelanggan yang sebelumnya terfragmentasi, berbelit dan dilakukan secara manual. Salah satu hasil transformasi ini, yakni aplikasi New PLN Mobile yang tidak hanya sekadar aplikasi, tetapi menjadi one stop services kebutuhan pelanggan mulai dari layanan kelistrikan, kendaraan listrik, hingga internet yang kini telah diunduh lebih dari 50,6 juta downloader dengan rating 4,9.

Selain itu, ada juga inovasi Virtual Command Center dan Pelayanan Teknik (Yantek Mobile) yang dapat diakses melalui Super Apps PLN Mobile yang berhasil menurunkan jumlah dan durasi gangguan, serta susut jaringan.

“Dulu PLN Mobile ratingnya 2,4 dan layanan pelanggan PLN itu buruk sekali, saya mendapat telepon dari semua pihak, ini menjadi tantangan yang dihadapi saat itu,” ujar Darmawan.

Darmawan menambahkan, PLN juga melakukan peningkatan kualitas komunikasi korporat yang membuat perusahaan berhasil meraih capaian terbaik dari sisi indeks kepuasan pelanggan, indeks persepsi publik, bahkan menjadi best of the best communications BUMN.

PLN juga memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada pegawai untuk menempuh pendidikan lebih tinggi melalui program Pegawai Tugas Belajar (PTB). Program ini selain untuk meningkatkan kapasitas pegawai juga ditujukan agar pegawai siap menghadapi tantangan ke depan.

Berbagai tranformasi tersebut pun berdampak pada proses bisnis dan kinerja keuangan PLN yang mengesankan. Pada tahun 2023 PLN sukses membukukan keuntungan terbesar dalam sejarah perseroan.

Capaian ini sekaligus mencetak hattrick rekor laba bersih selama tiga tahun berturut-turut sejak 2021. Di situasi makro ekonomi yang tidak kondusif, PLN justu berhasil meningkatkan penjualan, laba bersih dan sekaligus menurunkan utang.

“Revenue kita bertambah secara drastis. Total pendapatan naik. Kemudian juga di tengah kondisi COVID-19 itu ternyata pendapatan kita juga masih meningkat, cost-nya ditekan. Utangnya bisa dikurangi dari Rp 500 triliun saat ini hanya Rp390 triliun,” ujarnya.

Sedangkan, di sektor pembangkitan, PLN juga bertransformasi dengan mendorong penggunaan energi rendah karbon melalui pemanfaatan energi baru terbarukan. Di antaranya, PLN mengusulkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) di mana 75 persen pembangkit listrik dari energi baru terbarukan (EBT) dan 25 persen dari gas.

“Dulu tugas PLN satu. Bagaimana menyediakan listrik saja. Tetapi ke depan tentu saja dengan adanya perubahan iklim, our main job is to take care the environment. Bagaimana mengurangi emisi gas rumah kaca, tapi juga mampu menyediakan listrik yang affordable, yang clean,” katanya.

President Director & CEO Lisantara, Bayu Hasantasena mengatakan, budaya perusahaan merupakan fondasi yang sangat penting untuk mencapai tujuan transformasi bisnis.

Bayu pun mengapresiasi tranformasi yang dilakukan PLN di bawah kepemimpinan Darmawan Prasodjo. Sharing pengalaman ini kata Bayu, berguna bagi transformasi yang sedang dilakukan oleh Lintasarta.

“Kita ingin belajar lebih bagaimana transformasi berjalan di PLN, dalam kepemimpinan beliau saat ini saya lihat banyak sekali terjadi perubahan di PLN,” tutur Bayu.