NSIF 2025 Kolaborasi BI dan Pemprov Perkuat Pertumbuhan Investasi di Sulut

Manado – Forum investasi tahunan hasil kolaborasi antara Bank Indonesia (BI dan Pemerintah provinsi Sulut  mampu membuka peluang strategis yang dipromosikan menarik investor dalam negeri dan luar negeri.

North Sulawesi Invesment Forum (NSIF) 2025 Regional Investor Relations Unit (RIRU) Sulawesi Utara (Sulut) menjadi platform penting sebagai motor penggerak utama pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

BI sebagai mitra strategis dalam pelaksanaan NSIF, menegaskan komitmennya untuk mendorong akselerasi investasi di daerah melalui fasilitasi promosi, pembukaan akses pembiayaan, serta penguatan sinergi lintas sektor.

Dengan mengusung semangat transformasi ekonomi, NSIF 2025 menghadirkan berbagai proyek prioritas mulai dari sektor pariwisata berkelanjutan, pertanian modern, hingga pengembangan infrastruktur hijau yang diharapkan menjadi daya tarik utama bagi investor.

“Besar harapan kami agar NSIF dapat memperkuat langkah bersama untuk akselerasi pertumbuhan investasi di Sulut.

Kami meyakini bahwa investasi merupakan salah satu motor utama yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lebih tinggi sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ucap Kepala Kantor Perwakilan BI Sulut, Joko Supratikto saat membuka NSIF di hotel Four Point, Jumat (08/08/2025).

Supratikto menjelaskan Sulut memiliki histori pertumbuhan yang sangat baik dan cenderung lebih tinggi dibandingkan nasional. Di mana, pada triwulan II tahun 2025, Sulut kembali tumbuh sebesar 5,64% secara tahunan di saat perekonomian nasional tumbuh 5,12%.

“Pencapaian ini tidak boleh membuat kita terlena, mengingat kontribusi PDRB Sulut terhadap nasional saat ini baru 0,85% atau masih banyak area pengembangan lebih lanjut yang bisa kita dorong secara bersama-sama,” katanya.

Secara lebih granular, untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tahun 2025 yang mencapai 6%-7% sebagaimana tercantum dalam RPJMD memerlukan usaha ekstra keras secara komprehensif dan berkelanjutan. “Perhitungan kami, diperlukan nilai tambah aktivitas ekonomi sekitar Rp 14 Triliun,” jelasnya.

Secara sektoral, pertumbuhan triwulan II didorong oleh lapangan usaha industri pengolahan. Hal ini dapat menjadi indikator kekuatan Sulut yang menjadi competitive advantage dibandingkan provinsi lain, yaitu ikan tangkap yang berlimpah dan performa industri minyak nabati.

“Jika kita bedah PDRB Sulut, dapat disimpulkan kontributor utama pertumbuhan terletak pada konsumsi rumah tangga dengan pangsa 44% dan investasi dengan pangsa 28%,” katanya.

Dengan investasi yang kontraksi sebesar 1,43% pada triwulan II 2025, sebut Suprartikto, maka perlu dilakukan penambahan cakupan proyek dan diversifikasi sektor investasi. “Identifikasi yang kami sebutkan sebelumnya juga sejalan dengan arah pengembangan ekonomi wilayah Sulampua di RPJMN 2025-2029,” ujarnya.

Selanjutnya, pembangunan diarahkan untuk penguatan industri pengolahan, pengembangan kawasan dan hilirisasi serta konektivitas antar wilayah. Posisi Sulut yang sentral sejalan dengan fokus utama sebagai Gerbang Perdagangan Asia Timur dan Pasifik, serta Pusat Pengolahan Hasil Perikanan dan Destinasi Pariwisata.

Sebagai upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Sulut, Bank Indonesia mendukung Pemerintah Daerah melalui DPMPTSP dan dinas terkait lainnya guna mempercepat realisasi investasi melalui promosi Investment Project Ready to Offer (IPRO) ke berbagai investor strategis di dunia internasional.

“Upaya yang kami lakukan melalui program RIRU telah berjalan untuk beberapa proyek yang tersebar di beberapa kabupaten/kota di Sulut. Dalam hal substansi, kami memfasilitasi penguatan analisa proyek dalam bentuk prospektus, proyeksi keuangan, pembuatan video publikasi, dan studi visit untuk berbagai proyek strategis, yaitu Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Bitung, Danau Linow, dan Refuse Derived Fuel (RDF) Bolmong,” sebutnya.

Diketahui, untuk promosi investasi, BI telah membawa KEK Likupang ke Australia, Jakarta, dan Kuwait pada tahun 2024, serta mempertemukan RDF Bolmong bersama 15 investor tanggal 7 April 2025 dan 7 investor tanggal 12 Mei 2025 pada kegiatan Osaka World Expo. Pada 2025, KPwBI Provinsi Sulut terus berupaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Sulut.

Lebih lanjut, BI bersama DPMPTSP kembali mengadakan North Sulawesi Investment Challenge (NSIC) pada 2025 guna meningkatkan kemampuan teknis ASN berbagai dinas yang relevan untuk mempercepat realisasi investasi di Sulut.

Pada tahun ini, terdapat 4 (empat) proyek strategis yang telah masuk final, di mana 1 berasal dari Provinsi dan 3 Kabupaten/Kota dan yaitu :

  1. Pelabuhan Perikanan Talaud oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulut
    Kawasan Industri Perikanan oleh Kabupaten Kepulauan Sangihe
  2. Infrastruktur Kesehatan oleh Kota Kotamobagu
  3. Angkutan Umum Masal Buy-The-Service (BTS) oleh Kota Manado

Kegiatan NSIF 2025, dilaksanakan penandatanganan Letter of Intent (LoI) investor global terhadap proyek investasi potensial Sulut.

Pada kesempatan yang sama, Asisten III Sekretaris Daerah Provinsi Sulut, Fransiscus Manumpil berharap dapat membuka peluang kerja sama dengan stakeholder terkait, menjaga sinergitas dengan pemkab serta asosiasi dunia perbankan dan investasi.

Turut hadir, Staf Ahli Bidang Konektivitas dan Pengembangan Jasa Kemenko Perekonomian, Dida Gardera, Staf Ahli Bidang Pemerataan dan Kemitraan Usaha Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Andi Maulana dan Pelaksana Tugas Asisten Deputi Manajemen Investasi Kementerian Pariwisata, Ari Prasetio.

(Sulutonline)

Telah dibaca: 5

Sulut Online

Berita sejenis