Nilai Tukar Petani (NTP) Sulawesi Utara (Sulut) pada bulan September 2023 naik 0,64 persen dan menjadi 111,25. Bila dibandingkan dengan bulan Agustus 2023 di level 110,55.
Posisi NTP ini, menunjukkan bahwa trend kehidupan petani Sulut sejahtera atau makmurmakmur, standar indikatornya adalah di atas 100.
Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Sulut, Asim Saputra mengatakan, perubahan NTP didorong oleh nilai Indeks Harga yang diterima Petani, naik sebesar 0,02 persen sedangkan niIai Indeks Harga yang dibayar Petani turun 0,61 persen. Dengan demikian data beli petani terus menguat.
“NTP secara YTD atau tahun kalender maupun secara Year on Year (YoY) atau tahun ke tahun masih menunjukkan kenaikan. Nilai Tukar Petani secara YTD naik 4,90 persen dan YoY naik 3,19 persen,” ungkapnya.
Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) tidak sejalan dengan NTP. Nilai NTUP mengalami penurunan sebesar 0,07 persen, dari nilai 109,38 di bulan Agustus 2023 menjadi 109,30 di bulan September 2023.
“Di wilayah perdesaan terjadi deflasi 0,86 persen. Deflasi cukup besar terjadi pada kelompok pengeluaran yakni makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,34 persen. Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi yaitu kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar lainnya.
Perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga, kesehatan, transportasi, penyediaan makanan dan minuman atau restoran dan perawatan pribadi dan jasa lainnya,” jelas Asim.
Ia menambahkan, NTP Subsektor dari lima subsektor pertanian yang dipantau, terdapat empat subsektor yang menunjukan trend kenaikan NTP yakni, tanaman pangan yang naik mencapai 3,07 persen, perkebunan rakyat 1,10 persen, peternakan 3,44 persen, dan perikanan 0,25 persen.
“Sementara subsektor yang mengalami penurunan yakni subsektor hortikultura yang turun 6,65 persen,” imbuhnya.
Gubernur Sulut Olly Dondokambey, menyatakan optimistis, produk pertanian Sulut terus melesat, sehingga mampu memenuhi kebutuhan pangan daerah.
Berbagai upaya terus dilakukan sehingga petani Sulut dapat menikmati kesejahteraan, sebagaimana yang diharapkan.
“Pemprov Sulut terus mendorong sektor pertanian, dengan berbagai program unggulan. Salah satunya, mari jo bakobong yang melibatkan semua strata masyarakat hingga ASN (Aparatur Sipil Negara-red). Karena pertanian adalah kekuatan ekonomi Sulut,” ungkapnya.
Pertanian yang terus digenjot, diharapkan dapat berlangsung secara berkesinambungan, yang secara langsung berdampak pada kesejahteraan.
Ia juga mendorong kaum milenial untuk menggarap lahan. Wilayah Sulut, katanya, memiliki tanah yang sangat subur, sumber air ada, lahan dan semuanya dalam bidang pertanian.
“Pertanian adalah salah satu dasar kekuatan ekonomi. Sebagai generasi muda jangan takut untuk memilih pertanian,” kata Olly.
Menggarap pertanian, tambah Olly, adalah suatu kebanggaan. “Sebab kalau kita berkebun, tentunya tidak seperti zaman dulu lagi. Tetapi dengan situasi dan kondisi sekarang, dengan infrastruktur di Sulut yang sudah baik, akan ikut mendorong produktifitas lebih banyak,” ujar Olly.(*/ SulutOnline )