
Manado – Kota Tomohon kembali menorehkan prestasi gemilang di kancah nasional. Dalam Rapat Koordinasi dan Evaluasi (Rakorev) Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2025, Tomohon meraih penghargaan Terbaik III Penurunan Stunting 2025 dalam Kategori Kinerja 8 Aksi Konvergensi Penurunan Stunting Tahun 2024. Penghargaan ini diserahkan langsung oleh Wakil Gubernur Sulawesi Utara, Dr. J. Victor Mailangkay, S.H., M.H., kepada Wakil Wali Kota Tomohon, Sendy G. A. Rumajar, S.E., M.I.Kom., di Hotel Aryaduta Manado, Selasa (07/10/2025)
Keberhasilan ini semakin mengukuhkan posisi Tomohon sebagai daerah dengan prevalensi stunting terendah di Sulawesi Utara, yaitu 10,8 persen, jauh mengungguli 14 daerah lainnya di provinsi ini. Capaian ini diapresiasi Wagub Mailangkay sebagai bukti nyata efektivitas intervensi berbasis data, kolaborasi lintas sektor yang solid, serta tingginya kepedulian terhadap isu kesehatan anak.
“Prestasi Kota Tomohon harus menjadi inspirasi bagi daerah lain di Sulawesi Utara. Ini bukan sekadar penghargaan formalitas, tetapi cerminan kerja keras dan komitmen nyata dalam menurunkan angka stunting,” tegas Wagub Mailangkay. Ia juga mengingatkan daerah-daerah lain yang mengalami peningkatan stunting untuk segera mengevaluasi strategi dan mencontoh keberhasilan Tomohon.
Di tengah sorotan keberhasilan Tomohon, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Utara menunjukkan tantangan besar yang dihadapi provinsi ini dalam menanggulangi kemiskinan. Pada Maret 2025, angka kemiskinan di Sulut mencapai 6,71 persen atau sekitar 173,84 ribu jiwa, mengalami kenaikan tipis sebesar 0,01 poin dibandingkan September 2024. Disparitas kemiskinan antara wilayah perkotaan dan pedesaan juga masih menjadi masalah serius.
Selain itu, realisasi dana program penanggulangan kemiskinan juga belum optimal. Dari total alokasi sekitar Rp 34,79 miliar, realisasinya hingga semester I 2025 baru mencapai 32,30 persen atau sekitar Rp 11,23 miliar. Ironisnya, intervensi di sektor pertanian justru lebih banyak menyasar keluarga non-miskin.
Wagub Mailangkay menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah provinsi, kabupaten/kota, dan seluruh pemangku kepentingan untuk mengatasi masalah kemiskinan dan stunting di Sulut. Ia berharap Rakorev ini menjadi momentum untuk merumuskan rekomendasi inovatif dan langkah konkret yang lebih efektif.
Keberhasilan Tomohon dalam menekan angka stunting menjadi bukti bahwa dengan strategi yang tepat, berbasis data, dan melibatkan seluruh elemen masyarakat, masalah kesehatan dan kemiskinan dapat diatasi. Tomohon diharapkan menjadi contoh bagi daerah lain di Sulawesi Utara untuk mencapai target penurunan kemiskinan dan stunting secara merata.
(Sulutonline)
(Sulutonline)
Telah dibaca: 1