Manado-Konsistensi Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) dalam merumuskan tantangan strategis agar memberikan dampak positif di sektor sosial dan lingkungan sebagai taraf mengukur tingkat perekonomian dan moneter Indonesia.
Musyawarah Daerah (Musda) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) REI Sulawesi Utara (Sulut) X dan REI Award III 2023 yang dihelat di Hotel Luwansa Manado, Selasa (5/9/2023), sebagai bukti rasionalisasi pengusaha pengembang bidang properti di Nyiur Melambai.
Diikuti oleh 70 pengusaha pengembang DPD REI Sulut, Musda ini diharapkan menghasilkan output yang briliant untuk kesejahteraan para anggota dan berdampak kepada masyarakat luas.
Menghadirkan properti yang dinamis, senada dengan Musda REI 2023 ini yaitu “Pembangunan Perumahan untuk Peningkatan Kesejahteraan”.
Apalagi sejalan dengan visi misi Gubernur Sulut Olly Dondokambey SE dan Wakil Gubernur Drs Steven OE Kandouw (ODSK) dalam memajukan ekonomi daerah demi kesejahteraan masyarakat.
Dalam sambutannya Wagub Kandouw menyampaikan ada hal menarik yang dimiliki Sulut yang tidak dimiliki oleh provinsi lain se-Indonesia.
Menurut Wagub Kandouw pertama tingkat pertumbuhan ekonomi Sulut mengalami peningkatan dari tahun ke tahun secara nasional, kemudian tingkat kemiskinan yang mampu dientaskan, kerjasama bilateral antar negara di kawasan asia seperti Cina dan Jepang.
Di mata Wagub Kandouw, REI memiliki peran penting yang telah memberikan kontribusi sekaligus membangun sinergitas antar pemerintah dan pengusaha pengembang.
“Semua real estate kita berdasar WIKA penjualan paling tinggi di Sulut, yang ditinggali rata-rata 30 sampai 60 persen,” ucap Kandouw.
“Ditambah lagi di era ini pemikiran, mindset birokrasi selalu diupdate untuk selalu berorientasi dengan pengusaha,” sambungnya.
Kandouw menambahkan Olly Dondokambey selalu berusaha agar pembangunan infrastruktur harus bermuara membantu masyarakat dan anggota REI.
Dirinya mengaku jika selama ini Pemprov Sulut kerap mengimbau kepala-kepala daerah supaya pembangunan perumahan jangan melanggar sendi-sendi lingkungan, setidaknya menerapkan “EcoGreen”.
Ketua Umum DPP (Dewan Pimpinan Pusat) REI Joko Suronto menjelaskan bisnis adalah backbone persatuan dan keberadaan Indonesia, bersatu karena memberikan manfaat kepada masyarakat urban maupun pedesaan. Apalagi eksitensi REI menyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebanyak 30 sampai 70 persen.
“Bisnis ditunjang oleh pemda bahwa bisnis buat kesejahteraan masyarakat. Harus punya kapasitas bisnis, organizer dan relasi yang baik akan menumbuhkan anggota dan daerahnya,” jelas Suronto.
Sementara Ketua DPD REI Sulut Soni Mandagi periode 2019-2023 menerangkan REI hadir memenuhi kebutuhan masyarakat.
Mandagi yang juga terpilih secara aklamasi melanjutkan kepemimpinan periode 2023-2027 turut mengapresiasi peran pemerintah yang secara fakta di lapangan memberikan hal positif dalam pembangunan di Sulut.
“Dimana pengembang nasional maupun luar kota banyak yang sudah menanamkan investasi dari tahun ke tahun di Sulut, Sulut menjadi tempat menarik untuk berinvestasi di properti,” terangnya.
Hal ini ditunjang faktor lokasi dan akses administrasi pemerintah, dimana ada sekitar 175 industri ikutan yang berdampak secara langsung dan tidak langsung untuk kemajuan ekonomi daerah.
“Juga penyerapan tenaga kerja yang sagat tinggi, seiring dengan sektor pariwisata di Sulut yang menjadi primadona,” tukas Mandagi.
Diketahui REI merupakan asosiasi yang digagas oleh pengusaha-pengusaha yang bisnisnya bergerak di bidang properti dan real estate, didirikan di Jakarta pada 11 Februari 1972, Ketua Umum pertama adalah Ir Ciputra.
Bisnis real estate adalah sebuah usaha/bisnis yang berkaitan dengan jual/beli tanah serta bangunan yang ada di atasnya. Benda yang dimaksud seperti gedung, pagar dan bangunan fisik lainnya.(*/ SulutOnline )