Manado-Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengalokasikan dana sebesar Rp 11,5 triliun untuk disebar ke tujuh BPD, yaitu Bank DKI, bjb, Bank Jateng, Bank Jatim, Bank SulutGo, Bank Bali, dan Bank Jogja.
“Hari ini yang tanda tangan Jabar, DKI, Jateng, Sulawesi Utara, Gorontalo total seluruh untuk anggaran BPD sekitar Rp11,5 triliun,” kata Sri Mulyani di Jakarta, Senin (27/7/2020).
Mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu menjelaskan, pemerintah tak menerapkan syarat yang ketat bagi BPD. Pemerintah, kata dia, hanya meminta dana itu disalurkan kepada sektor-sektor usaha yang produktif supaya upaya pemulihan ekonomi berjalan lancar.
“Kita inginkan BPD bisa memberikan kredit murah kepada sektor usaha agar bisa membangkitkan usahanya yang terdampaknya terutama di daerah,” ujarnya.
Program penempatan dana di BPD merupakan kelanjutan dari penempatan dana di empat bank yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara). Keempat bank itu yakni BRI, Bank Mandiri, BNI, dan BTN.
“Ini merupakan program lanjutan dengan program kerja sama antara bank pembangunan daerah dalam rangka pemulihan ekonomi nasional,” tuturnya.
Berikut rincian penempatan dana pemerintah di BPD:
- BPD Jawa Barat dan Banten (bjb) Rp2,5 triliun
2. BPD DKI Jakarta (Bank DKI) Rp2 triliun
3. BPD Jawa Tengah (Bank Jateng) Rp2 triliun
4. BPD Jawa Timur (Bank Jatim) Rp2 triliun
5. BPD Sulawesi Utara dan Gorontalo (Bank SulutGo) Rp1 triliun
6. BPD Bali (Bank Bali) Rp1 triliun
7. BPD DI Yogyakarta (Bank Jogja) Rp1 triliun
Sebelumnya, Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey saat melakukan kunjungan kerja di Kota Tomohon, Senin (27/7/2020), dirinya mengapresiasi dukungan pemerintah pusat terhadap pemulihan ekonomi Sulut di masa pandemi Covid-19 melalui penempatan dana di Bank SulutGo.
“Itu karena apa? Karena dia percaya Gubernur akan beking dengan bagus bukang Gubernur menumpang pa Bank SulutGo kong ambe-ambe doi pa Bank Sulut, dan dia percaya karena pertumbuhan ekonomi torang disaat Covid aja 4,2%, daerah laeng so minus, karena torang pe strategi pas,” kata Olly.
Menurut Olly, perekonomian Sulut di masa pandemi Covid-19 sebagian besar ditunjang oleh sektor pertanian. Karenanya, untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga 6% pada tahun 2021, dana di Bank SulutGo akan disalurkan untuk pengembangan sektor usaha produktif di Sulut dengan bunga ringan.
“Kekuatan ekonomi Sulut ada di tangan bapak, ibu, 70% pertumbuhan ekonomi datang dari pertanian, 30% dari tanaman keras, 35% dari tanaman holtikultura, kalau torang kuat pasti ekonomi di Sulut tumbuh terus sehingga masyarakat tidak kehilangan pekerjaan dibantu oleh Bank Sulut dengan bantuan dana Rp 1 triliun dengan bunga yang murah nyanda sama deng pinjam di bank-bank lain nanti depe skema torang ator, depe skema supaya masyarakat mendapatkan pinjaman dengan bunga yang sangat murah sehingga bisa mendapatkan modal untuk usaha yang lebih baik,” lanjutnya. (tim/sulutonline)