PENYEBARAN virus Corona (Covid -19), makin memggila. Faktanya, dari data pemerintah melalui juru bicara (jubir) pemerintah sendiri yakni Achmad Yurianto, per tanggal (23/3/2020),jumlah pasien positif corona bertambah menjadi 579 orang di mana korban yang meninggal meningkat menjadi 49 orang, dengan jumlah yang sembuh mencapai 30 orang.
Itupun menurut saya, adalah hasil yang terdeteksi resmi oleh pemerintah saat ini. Sebab, dugaan saya, masih banyak penderita kasus ini yang berkeliaran di luar sana., entah apalah penderitanya sadar kalau dia terjangkit virus atau tidak.
Saya khawatir, negeri ini akan sama persis dengan Italia jika pemerintah masih belum sanggup mengambil langkah tegas. Tegasnya dalam pemahaman saya, adalah lockdown.
Lihat saja, di China. Kendati sumber virus berasal kota Wuhan, China, namun angka kematian tertinggi pada kasus ini malah terjadi di Italia.
Data yang saya baca dan himpun via media terhitung per tanggal 22 Maret 2020 lalu, ada sekitat 47.000 warga di Italia terinfeksi/terjangkiti Covid-19. Yang mengerikan, jumlah kematian kini mencapai 4.032 kasus. Di mana, 627 kasus kematian terjadi dalam 24 jam.
Sementara itu, China sebagai negara “pembawa virus” itu sendiri, memang memiliki angka tertinggi jumlah orang terinfeksi, ada sekitar 81.250 kasus. Akan tetapi, angka kematiannya 3.253 kasus.
Di Indonesia sendiri, seperti yang saya sampaikan di atas, per tanggal 23/3 kemarin, sudah ada 579 terinfeksi. Penularan virus ini sangat cepat dan susah dibendung. Bayangkan saja bapak Presiden, dari 579 kasus, sudah ada 49 orang yang meninggal.
Bagai bumi dan langit jika saya banding dengan Jerman. Jerman dari data yang saya baca via media juga, angka resmi yang diterbitkan Lembaga Pengendalian Penyakit, Institut Robert Koch (RKI) pada Kamis (19/03/2020) pekan lalu, menunjukkan 10.999 kasus infeksi dan 20 angka kematian. Hanya 20 yang meninggal dari 10 ribuan yang terinfeksi.
Coba kita bayangkan lagi, jika negeri ini mencapai 10 ribuan kasus? Kira kira berapa banyak yang akan menjadi korban.
Saya bukannya mau mendahului kehendak Tuhan, dalam artian namanya ajal di tangan Tuhan. Akan tetapi, sebagai manusia, kita diminta untuk terus berusaha, berikhtiar, sambil tetap meminta perlindungan Allah swt.
Menurut saya, langkah tegas itu adalah lockdown Jakarta dan sekitarnya. Atau, kalau ada pertimbangan lain, diperkecil saja. Lockdown per wilayah. Misalnya, jika di Jakarta penyebarannya signifikan, lihat saja wilayah atau area mana yg sangat laju penyebaran virus ini, itu saja yang dilockdown terlebih dahulu. Baik RT, RW, Kelurahan sampai Kecamatannya.
Maaf bapak Presiden, bukanya saya mau menggurui, akan tetapi, kesimpulan yang saya ambil itu cukup beralasan. Ini adalah Pandemi. Pandemi (dari bahasa Yunani πᾶν pan yang artinya semua dan δήμος demos yang artinya orang) adalah epidemi penyakit yang menyebar di wilayah yang luas, misalnya beberapa benua. Dan hal ini telah terjadi. Hampir di semua benua, semua negara mengalami hal yang sama.
Mari selamatkan bangsa ini, msyarakat dan pemerintah harus terus bergandeng tangan, saling memberikan masukan dan saran demi kepentingan bangsa dan negara, sebab kasus seperti ini, bukan lagi hanya tanggungjawab warga saja, tapi sudah menjadi tanggungjawab pemerintah.
Karenannya, mohon bapak presiden mempertimbangkan kembali, usulan lockdown yang datangnya dari berbagai elemen masyarakat di negeri ini. Saya rasa, cukup yang bisa saya sampaikan kepada bapak Presiden melalui surat terbuka ini, kurang dan lebihnya, mohon dimaafkan. (Maikel Towoliu, Anggota DPRD Kota Manado)