Manado-Selagi Indonesia masih melakukan pemilihan langsung, politik dinasti tidak bisa dihindari. Namun politik dinasti ini sering mendapat sorotan bahkan penolakan warga. Ada semacam gerakan atau keinginan masyarakat atau ketakutan masyarakat akan munculnya pasangan politik dinasti.
Isu penolakan politik dinasti sebagai pasangan dalam Pilkada semakin hari semakin hangat dan panas, dan semakin intens dibahas di media publik dan isu tersebut semakin intens di Pilkada Serentak Tahun 2020.
Banyak kalangan menilai politik dinasti merupakan virus demokrasi yang secara konstitusi dan Undang-undang tidak dilarang, namun secara etika moral dan etika ekonomi akan menimbulkan multifler negetif efek baik demokasi, politik, maupun ekonomi. Sesungguhnya politik dinasti adalah sistem kerjaaan berbungkus demokrasi.
Menariknya, ketika dimintai tanggapannya Mor Dominus Bastiaan dan Hanny Joost Pajouw (MOR-HJP) menyatakan keduanya bebas dari politik dinasti. Bahkan kedua sosok rendah hati, jujur, peduli dan merakyat ini memastikan ketika dikehendaki Tuhan dan masyarakat menjadi walikota dan wakil walkota Manado, tidak akan ada Politik Dinasti di kepemimpinam mereka.
“Jika Tuhan berkenan dan masyarakat memilih kami menjadi walikota dan wakil walikota Manado, kami akan lebih melayani masyarakat. Tidak akan ada Politik Dinasti di kepemimpinan saya dan sahabat saya pak HJP,” ujar paslon milenial yang merupakan sosok profesional muda dan berpengalaman ini.
MOR mengaku keengganannya untuk menciptakan politik dinasti bukan baru saat ini (di Pilkada Serentak 2020, red), tapi sejak dia mulai terjun di politik pada tahun 2003.
“Waktu itu kami sekeluarga sepakat, hanya saya yang terjun di politik. Yang lain tetap fokus di bisnis. Dan bisa dilihat di keluarga kami hanya saya yang terjun di politik sampai saat ini,” ujarnya.
Lebih jauh, MOR memastkan istri dan anak-anaknya tidak akan terjun di politik baik di lembaga DPRD dan DPR maupun di pemerintahan.
“Sejak awal kami sepakat istri saya tidak akan terjun baik di Pemilihan Legislatif maupun di Pilkada. Apalagi ketiga anak saya. Mereka masih kecil-kecil jadi tidak mungkin akan menggantikan saya ketika masa kepemimpinan saya berakhir,” jelasnya.
Senada disampaikan HJP. Menurut dia, di keluarganya hanya dia yang maju di Pilkada maupun Pileg.
“Istri saya pasti tidak akan terjun di Pilkada dan Pileg. Anak-anak saya juga begitu. Ada tiga orang dan masih kecil-kecil seperti anak-anak dari pak MOR. Mereka tidak akan terjun di politik,” tandasnya. (tim/sulutonline)