Manado-Ini menjadi tanda awas bagi pemerintah dan rakyat Sulawsi Utara. Menyusul, penyebaran virus corona masih terus terjadi.
Sejauh ini, tercatat sebanyak 339 kasus terkonfirmasi positif terinfeksi virus corona dari seluruh wilayah di Provinsi Sulut.
Data ini merupakan data terakhir yang disampaikan hingga Minggu (01/06/2020).
Di sejumlah Kabupaten dan Kota dilaporkan telah terjadi penularan atau transmisi lokal. Transmisi lokal adalah pasien positif Covid-19 dari klaster luar daerah telah menulari warga setempat. Kemudian, warga yang positif Covid-19 itu menulari warga yang lain.
Dari total kasus tersebut, 70 persen dari Manado. Tentunya kondisi sangat mengkuatirkan ini mendapat perhatian serius dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara.
Menurut Wakil Gubernur Sulut, Steven Kandouw, Pemprov akan fokus dan All out membantu Pemkot Manado dalam rangka memutus mata rantai penyebaran Covid 19.
“Pemprov akan fokus dan full bantu Pemkot Manado,” tegas Wagub kepada wartawan di lobi kantor Pemprov Sulut, Selasa (02/006/2020)
Upaya dilakukan Pemkot dan Pemprov akan menindaklanjuti semua klaster yang ada untuk dilakukan rapid test dalam upaya memutus mata rantai penyebaran.
Pun petugas Dinkes Pemprov dan Manado akan melakukan upaya jemput bola terhadap masyarakat untuk dilakukan rapid test.
Wagub mengatakan unsur Pol PP Pemprov dan Pemkot serta unsur keamanan dalam hal ini TNI dan Polri juga akan terus melakukan upaya pencegahan kerumuman massa.
“Hindari kerumuman orang banyak. Akan dilakukan operasi rutin dan bagi kedapatan melanggar akan dilakukan tindakan tegas. Di antaranya sidang di tempat dan hukumannya bisa penjara dua minggu,”tegasnya.
Di tingkat Kelurahan juga bakal dilakukan dor to dor ke rumah warga untuk dilakukan rapid test.
Wagub juga terus mengimbau agar masyarakat mengurangi mobilitas dan menjaga jarak dari orang lain serta mengurangi kerumunan yang membawa risiko penyebaran COVID-19.
“Tiga hal penting, sekali lagi, mengurangi mobilitas orang dari satu tempat ke tempat lain, kedua menjaga jarak, yang ketiga mengurangi kerumunan yang membawa risiko penyebaran COVID-19.” katanya
2,5, Sulut RO Tertinggi se Indonesia Penyebaran Covid 19
Warning bagi warga di Provinsi Sulawesi Utara. Pasalnya secara nasional RO (Indeks penyebaran) corona virus, di Daerah Nyiur Melambai ada di angka 2,5. Dengan angka ini menempatkan Sulut ada di peringkat pertama se Indonesia.
Artinya penyebaran Covid 19 kian mengkuatirkan di Daerah ini. Daerah yang bisa melakukan relaksasi harus berada di angka 1 persen. Penegasan ini disampaikan Wakil Gubernur Sulawesi Utara, Steven Kandouw kepada wartawan Selasa (1/06/2020) di lobi kantor Pemprov Sulut.
Tentunya ini menjadi tanggungjawab bersama untuk menekan angka penyebaran Covid 19.
Dalam rangka memutus mata rantai penyebaran, Wagub Kandouw atas nama Gubernur Sulut, Olly Dodokambey, mendesak seluruh masyarakat Sulut agar mematuhi anjuran pemerintah untuk melakukan social distancing atau menjaga jarak sosial di tengah maraknya wabah virus corona (COVID-19) di Sulut.
Social distancing dilakukan untuk menekan penyebaran virus yang sudah menginfeksi ratusan orang di Sulut itu.
“Dalam pencegahan masyarakat, selain menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, penerapan social distancing saat ini yang terbaru adalah physical distancing yang agar dipatuhi oleh seluruh elemen masyarakat.” kata Wagub Kandouw.
Beberapa hal umum yang biasa dilakukan dalam social distancing di antaranya yaitu bekerja dari rumah (work from home/WFH), hanya keluar untuk keperluan mendesak, menghindari penggunaan kendaraan umum, dan menunda perjalan yang tidak terlalu penting baik domestik maupun ke luar negeri.
Selain itu juga menghindari tempat-tempat umum/ramai seperti bioskop dan klub, menghindari pertemuan kelompok yang dihadiri banyak orang, serta menjaga jarak aman dari orang lain (physical distancing).
Menerapkan physical distancingbiasanya dengan berjarak sekitar 2 meter dari orang lain.
Selain itu, Wagub juga mengatakan bahwa untuk dapat memutus rantai penularan dari wabah yang sudah menjangkiti 300 lebih orang di seluruh Sulut itu, maka perlu dilakukan tes cepat dengan bantuan petugas medis di fasilitas kesehatan.
“Sebagai upaya untuk mengidentifikasi kasus agar dapat cepat memutus mata rantai infeksi di masyarakat, maka tata kelola test cepat atau rapid test perlu dilakukan di fasilitas kesehatan dengan bantuan petugas medis.” katanya
Belajar di Rumah Diperpanjang, Tempat Ibadah Belum Dibuka
Terus meningkatkanya penyebaran virus corona di Provinsi Sulawesi Utara, pemerintah memutuskan untuk memperpanjang belajar siswa di rumah.
Tidak hanya belajar di rumah di perpanjang, akan tetapi tempat-tempat ibadah juga belum di buka. Begitu juga fasilitas lainnya yang menjadi pusat berkumpulnya banyak orang tetap ditutup.
“Karena itu kebijakan belajar dari rumah, bekerja dari rumah, dan beribadah di rumah betul-betul harus kita sampaikan terus sehingga betul-betul bisa dijalankan secara efektif di lapangan. Tetapi kita juga harus tahu juga bahwa yang tidak bekerja di rumah, tentu tetap bekerja di lapangan dan di kantor dengan tetap saling menjaga jarak,” tegas Wakil Gubernur Sulut, Steven Kandouw. (tim/sulutonline)