Manado- Kementerian Perdagangan memandang penting kerja sama dengan seluruh kementerian dan lembaga pusat dan daerah, terutama dengan lembaga pembiayaan untuk memfasilitasi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) berorientasi ekspor. Dengan demikian, UMKM dapat meningkatkan daya saingnya dalam melakukan ekspor.
Hal tersebut disampaikan Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga dalam pertemuan dengan para pelaku UMKM di God Bless Park, Manado, Sulawesi Utara, Rabu (30/10/2020).
“Pemerintah harus memberikan kemudahan dalam berusaha untuk UMKM, seperti pemberian kredit yang mudah, atau stimulus.Tujuannya agar peran dunia usaha UMKM di dalam pembangunan ekonomi bisa semakin besar,” ungkap Jerry.
Pada acara ini menariknya Wamendag Jerry disambut dengan demo abon cakalang dan juga kue basah seperti kue khas Manado seperti cucur dan panada yang dilakukan para pelaku UMKM dan Wamendag didaulat untuk melakukan aksi demo masak serupa itu.
Dikatakan, para pelaku UMKM perlu mendapatkan kemudahan dalam mendapatkan akses pembiayaan melalui proses asesmen yang lebih simpel dan bunga yang lebih kompetitif. Untuk itu sinergi semua pihak terkait hal yang penting dalam meningkatkan daya saing UMKM Indonesia agar dapat berkontribusi terhadap ekspor Indonesia,” ungkap Jerry.
Dijelaskan, kontribusi UKM terhadap ekspor Indonesia saat ini masih kurang dari 10 persen. Tingkat kontribusi UMKM ini jauh lebih rendah di beberapa negara lain, seperti Swiss, Tiongkok, Belanda, Jepang, Amerika Serikat; dan bahkan beberapa negara anggota ASEAN seperti Thailand, Filipina, Malaysia, serta Vietnam.
Maka dalam rangka membangkitkan gairah dunia usaha lokal berorientasi ekspor tanpa mengenyampingkan kearifan budaya lokal, lanjut Jerry, kebijakan penguatan pasar dalam negeri harus menjadi salah satu program prioritas yang harus dilakukan pemerintah.
“Penguatan dilakukan dengan mengamankan pasar dalam negeri dari gangguan impor, memperluas pasar dan pusat distribusi, kepatuhan peredaran barang, serta memberikan peluang sebesar-besarnya bagi wirausaha nasional dalam memasok kebutuhan pasar dalam negeri dan ekspor, termasuk promosi penggunaan produk dalam negeri,” ujar Wamendag.
Kebijakan lainnya kata Wamendag Jerry adalah kewajiban pembelian oleh pemerintah atas produk dalam negeri, promosi ekspor, kolaborasi, dan global entrepreneurship. Selain itu memberikan informasi yang lengkap akan hasil produk dunia usaha bila akan di pasarkan dan meningkatkan promosi produk lokal yang terintegrasi secara nasional lewat E-Commerce.
Diharapkan, dengan adanya penjualan secara daring ini UMKM dapat menjual produknya melalui platform E-Commerce ini dan melakukan transaksi secara non tunai.
“Tentu saja menjadi harapan kita bersama akan lahirnya UMKM-UMKM Indonesia yang mampu mengekspor produknya hingga ke mancanegara, khususnya melalui platform e-commerce,” jelasnya.
Selain itu, meningkatkan keterbukaan pelaku UMKM untuk memanfaatkan ekosistem ekonomi digital e-commerce serta mendorong pelaku UMKM terlibat dalam ekosistem tersebut. Kemudian mengidentifikasi dan memetakan serta mengembangkan UMKM yang berdaya saing dalam pemanfaatan platform digital serta memperluas pasar UMKM.
“Untuk Pemerintah akan memberikan pendampingan. Hal guna membantu dunia usaha untuk melakukan evaluasi agar produknya dapat diterima dengan baik di pasaran,” papar Jerry.
Saat ini binaan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Manado tercatat 150 orang. Dari binaan ini sudah pernah mengikuti beberapa pameran seperti di Jakarta dan Semarang untuk mempromosikan berbagai hasil produk UMKM dari Kota Manado.
Menurut Jerry, UMKM berorientasi ekspor harus fokus memproduksi barang yang memiliki nilai tambah, mengkreasikan narasi unik untuk mendukung merek produk yang dihasilkan, serta menjaga konsistensi kualitas produknya.
“Harapan pemerintah agar UMKM semakin jaya dan naik kelas,” harapnya. (*/tim/sulutonline)