Tren Positif Berlanjut, Neraca Dagang Sulut Kembali Surplus

Manado-Perekonomian Sulawesi Utara masih bisa survive di tengah pandemi Covid-19 yang menghantam sendi-sendi ekonomi global.

Pemprov Sulut dibawah kepemimpinan Gubernur Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven O.E. Kandouw berhasil menjaga surplus neraca perdagangan Sulut.

Terbukti, Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut mencatat neraca perdagangan Sulut yang diukur melalui penghitungan net ekspor (total ekspor dikurangi total impor) pada Mei 2021 kembali mengalami surplus, senilai US$ 119 juta. Sebelumnya pada April 2021 neraca perdagangan Sulut surplus US$ 71,13 juta.

Data sementara BPS Sulut menunjukkan nilai FOB Ekspor Nonmigas Sulut pada Mei 2021 senilai US$ 122,74 juta sementara impornya senilai US$ 3,74 juta.

Komoditi ekspor pada bulan ini masih tetap didominasi oleh lemak dan minyak hewan/nabati.

Negara tujuan ekspor nonmigas terbesar Sulut pada Mei 2021 adalah Amerika Serikat sebesar US$ 56,53 juta (46,05 persen dari total ekspor nonmigas). Adapun produk yang paling banyak diekspor ke negara tersebut adalah lemak dan minyak hewan/nabati.

Dari sisi volume ekspor Sulut pada Mei 2021, salah satu negara tujuan yang mengalami peningkatan volume ekspor terbesar adalah India sebesar 14.132,45 persen. Selain itu, negara tujuan dengan berat ekspor terbesar adalah Amerika Serikat yang mencapai 37.233,06 ton atau 20,75 persen dari total berat ekspor dan Malaysia yang mencapai 35.948,17 ton atau 20,03 persen dari total berat ekspor.

Sebagian besar komoditas ekspor nonmigas Sulut dikirim melalui beberapa pelabuhan muat di Sulut dan juga melalui pelabuhan muat di provinsi lain. Pada Mei 2021, sebanyak 66,77 persen barang ekspor dikirim melalui pelabuhan muat Bitung.

Komoditi terbesar yang dikirimkan melalui pelabuhan muat ini adalah lemak & minyak hewan/nabati dengan negara tujuan Amerika serikat, Tiongkok, Sri Lanka, Jepang, dan Korea Selatan.

Dari sisi volume, Pelabuhan Labuhan Uki merupakan pelabuhan muat terbesar di Sulut pada Mei 2021, dimana sebanyak 48,73 persen barang ekspor dikirim melalui pelabuhan muat ini.

Komoditas ekspor yang dikirim dari pelabuhan ini adalah garam, belerang, kapur dengan negara tujuan Philipina, Malaysia dan Taiwan. Dibandingkan dengan bulan April 2021, volume ekspor di Labuhan Uki mengalami peningkatan sebesar 24,48 persen.

Adapun dari sisi komoditi impor, pada Mei 2021, Tiongkok menjadi negara pemasok terbesar komoditi impor untuk Sulut, yaitu sebesar 43,14 persen. Adapun komoditas terbanyak yang dibeli dari negara tersebut mesin-mesin/pesawat mekanik dan mesin/peralatan listrik.

Dilihat dari golongan barang bahan kimia organik menjadi kontributor terbesar terhadap nilai impor Sulut pada Mei 2021. Kontribusi golongan barang ini terhadap total impor adalah sebesar 40,41 persen yang diimpor dari Brunai Darussalam.

Nilai neraca perdagangan Sulut yang diukur melalui penghitungan net ekspor (total ekspor dikurangi total impor) pada Mei 2021 mengalami surplus, senilai US$ 119 juta. (tim/sulutonline)

Telah dibaca: 21

Budi Rarumangkay

Berita sejenis