Medan – Kontingen Sulut banyak menghadapi suka duka di hari ke 2 Pekan Olahraga Nasional (PON) ke XXI 2024 di Provinsi Aceh-Sumatera Utara (Sumut), Salasa (10/09/2024).
Kabar gembira dua atlet Sulut Gloria Muntu dan Angelika Runtukahu, berhasil mempersembahkan dua emas untuk Sulut.
Gloria yang tampil di final nomor 72 kg cabor hapkido menang 8-6 atas atlet Sumut Ledy Devada di GOR KONI Sumut, Banda Aceh.
Menariknya pada partai final ini atlet putri asal Tondano Minahasa sempat ketinggalan poin 5-4, namun mampu membalikkan keadaan hingga ronde terakhir.
Sedangkan di Cabor Muaythai atlet putri
Angelina Runtukahu menang di final dari perwakilan Maluku Julia Tomasoa di Bale Meuseuraya, Kota Banda Aceh.
Turun di kelas 54 kg, Angelina menang angka telak atas lawannya.
Angel tak bisa menyembunyikan kegembiraannya. “Puji Tuhan. Medali ini saya persembahkan untuk masyarakat Sulawesi Utara,” kata Angelina.
Namun begitu nasib miris harus dialami atlet putra muaythai Sulut Ezekiel Walewangko di partai final kelas 43 Kg.
Kemenangan Ezekiel ‘dirampok’ tim juri dengan memberikan kemenangan pada lawannya asal Banten Muhammad Syarifuddin di Bale Meuseuraya Aceh.
Kendati meraih medali perak, kubu muaythai Sulut tetap mengajukan protes resmi ke dewan juri PB PON Cabor Muaythai.
“Kami menyampaikan protes karena dilakukan tidak adil oleh juri. Janganlah menang dengan menghalalkan segala cara,” kata pelatih Hendra Massie, seusai pertandingan final.
Menurut Massie, banyak pukulan dan tendangan dilakukan secara beruntun tapi tidak diberikan poin.
Kontingen Sulut juga berhasil menambah perbendaharaan medali perak dari cabor hapkido.
Jenifer Mamonto yang turun di kelas under 68 kg harus puas sebagai runner-up karena kalah dari atlet Kalimantan Utara di partai final.
Sebenarnya tim Sulut punya kans menambah medali dari cabor dance sport
yang bertanding di Santika Dyandra Convention Center Medan Sumut.
Sayang Hillary Misa (Nomor Linedancesport cha cha – jive) dan Stevy Albert Kewo dan Shavira Rizkiyana (Pre amateur standard) gagal di final.
Kendati masuk final namun aturan dance sport berbeda dari cabor lain karena yang lolos di atas 5 atlet.
Hasil penilaian juri Hillary Misa kalah bersaing dari penari asal Sumut, Jateng, DIY, Kaltim dan Sulsel.
Sedangkan pasangan Stevy Albert Kewo dan Shavira Rizkiyana kalah dari pasangan dari Sumut (2 pasangan), Sumsel (2), Kalsel dan Kalteng.
Patut diapresiasi peran Ketua Umum KONI Sulut Drs Steven Kandouw door to door di beberapa GOR untuk membakar semangat atlet Sulut yang bertanding.
Didampingi Ketua Harian KONI Sulut Brigjen (Purn) Theo Kawatu, Sekretaris Tonny Kulit, Kadispora Sulut Jemmy Ringkuangan dan CDM Marnex Berhimpon, Ketum Kandouw penuh semangat beri dukungan dari tribun penonton di GOR KONI Aceh (hapkido) dan Bale Meuseuraya Aceh (muaythai).
Bahkan sosok yang juga Wakil Gubernur Sulut itu terlihat menyuntikkan semangat bercerita langsung dengan atlet dan pelatih jelang pertandingan.
Dukungan ini pun memberikan dampak positif dengan raihan 4 medali yang diraih dari 2 cabor itu.
Ketum Kandouw mengatakan empat medali yakni 2 emas dan 2 perak berkat kerja keras selama latihan.
“Tidak ada hasil yang mengkhianati usaha,” kata Ketum Kandouw.
Ia berterima kasih atas capaian atlet-atlet hapkido dan muaythai yang mengawinkan emas dan perak.
“Ini capaian ini sangat luar biasa, saya harap ini akan memberikan motivasi pada atlet cabor-cabor lain yang akan bertanding agar kembali dapat menyumbangkan medali untuk Sulut,” ucap Ketum Kandouw yang juga mengucapkan terima kasih dan apresiasi pada seluruh kontingen Sulut yang telah berjuang di ajang 4 tahunan ini.
Untuk sementara sampai hari Selasa ini Sulut telah mengoleksi 2 emas, 2 perak dan 5 Perunggu, kendati untuk medali yang diraih Ezekiel di Cabor Muaythai masih berpeluang berubah karena proses protes masih berlangsung.
(SulutOnline )