Darmawan menambahkan, Program Zero Stunting Eggcellent di Desa Karangkates ini diharapkan dapat menciptakan ekonomi sirkular di wilayah tersebut, sehingga dapat terus berlanjut dan memberikan dampak yang lebih luas kepada masyarakat. Sejak diluncurkan pada Juli 2024, program ini telah mencetak 40 kader desa yang bertugas untuk mengawal keberlanjutan program, seperti memastikan distribusi telur berjalan lancar dan melakukan pemeriksaan kesehatan anak secara berkala.

“Bantuan ini diharapkan menghasilkan omzet hingga Rp1,8 juta per hari bagi kelompok masyarakat yang mengelola ternak. Pendapatan tersebut digunakan untuk biaya pakan, pemeliharaan, dan keberlanjutan program,” lanjut Darmawan.

PLN berharap program Zero Stunting Eggcellent dapat menjadi model yang berkelanjutan dan memberikan dampak signifikan dalam pengentasan stunting di berbagai daerah di Indonesia. Program ini akan terus dievaluasi secara berkala untuk memastikan pertumbuhan anak-anak yang terlibat dapat meningkat dengan baik.

“Selain untuk anak-anak, telur dari program ini juga dijual dengan harga subsidi kepada warga miskin sekitar desa, dengan harapan bisa meningkatkan asupan gizi masyarakat secara umum,” ungkap Darmawan.